Peluncuran Buku InSWA untuk menjawab Permasalahan Sampah di Lautan

Panduan Lengkap Menuju Indonesia Bebas Sampah

ABOUT US

Shaping our future

With all the global problems our planet faces today,
communities of people concerned with them are growing
to prevent the negative impact.


Ketahui lebih lanjut

Klik tombol play untuk memainkan video dokumentasi peluncuran Buku

Tekan tombol play pada audio player di atas untuk mendengarkan artikel.

Sedih ya melihat laut dan pantai di Banyuwangi yang indah terancam oleh menumpuknya sampah yang terbawa dari daratan? inSWA menawarkan solusi jitu untuk mengatasi hal ini yang telah diluncurkan dalam bentuk buku berjudul: Membumikan 5 Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia

Ringkasan

  • Pantai indah di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk di Banyuwangi sangat berpotensi mendatangkan pendapatan daerah pada sektor Pariwisata, sayangnya potensi ini terancam oleh semakin banyaknya sampah.Pemerintah dan masyarakat semakin sadar bahwa Kebersihan adalah investasi. 
  • inSWA mempunyai solusi jitu untuk masalah ini yang sudah dilakukan dalam bentuk proyek  Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC) yang sudah terlaksana di Banyuwangi dan Bali. Yaitu upaya menjadikan laut bersih dengan mengelola sampah secara baik di daratan yaitu dengan menggunakan prinsip 5 Aspek pengelolaan sampah yang telah menghasilkan masterplan pengelolaan sampah di Banyuwangi.
  • Hasil dari proyek CLOCC ini dituangkan pada buku berjudul "Membumikan 5 Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia" yang dihadiri banyak pihak yang telah menyatakan kesediaan untuk menerapkan prinsip ISWM (Integrated Sustainable Waste Management/ISWM)

Belum banyak yang tahu bahwa pantai di Banyuwangi sangatlah indah, dan tidak kalah indah dibandingkan dengan pantai Bali yang berada persis di seberang lautan. Di Banyuwangi ada Pantai Pulau Merah yang terkenal dengan pasir pantainya yang berwarna merah kecoklatan karena adanya kandungan mineral besi seperti iron oksida. Ada juga Pantai Plengkung atau G-Land yang terkenal sebagai surganya para peselancar karena ombaknya yang besar dan konsisten. Sayangnya, keindahan pantai di Banyuwangi terancam dengan sampah yang semakin lama semakin menumpuk. Kalau sampah mengotori pantai, siapa sih turis yang bersedia datang? Tentu tidak ada yang akan berkunjung ke pantai yang indah ini. 

Untuk mengatasi masalah sampah di pantai, InSWA (Indonesia Solid Waste Association) punya solusi jitu mengatasi masalah sampah di lautan, yang dilaksanakan dalam project bernama Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC) bekerja sama dengan Avfall Norge, sebuah lembaga pengelolaan sampah dari Norwegia, CLOCC adalah upaya menjadikan laut bersih dengan mengelola sampah secara baik di daratan. 

Banyak yang tidak menyadari bahwa sampah di pantai adalah hasil dari carut marutnya pengelolaan sampah di daratan. Sampah yang tidak terkelola dengan baik di daratan akan terbawa ke sungai dan akan berakhir di pantai dan lautan. 

Proyek CLOCC telah menghasilkan sebuah masterplan pengelolaan sampah di Banyuwangi  yang merupakan sebuah tonggak penting bagi penyelesaian masalah sampah. INSWA meluncurkan buku "Membumikan 5 Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia" yang dilakukan di Jakarta pada 5 Februari 2024. Buku ini bercerita mengenai prinsip-prinsip ISWM (Integrated Sustainable Waste Management), yaitu berupa sebuah konsep pengelolaan sampah terintegrasi dan berkelanjutan yang diterapkan di Banyuwangi.

Acara ini peluncuran buku ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari pemerintah, sektor swasta, LSM, dan mitra pembangunan. Buku "Membumikan 5 Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia" sendiri mengupas tuntas konsep-konsep pengelolaan sampah terintegrasi dan berkelanjutan pada proyek yang harapannya akan menjadi penerang jalan gelap memahami cara penyelesaian pengelolaan sampah di Indonesia.

Acara peluncuran buku dihadiri oleh sederet nama penting seperti Menteri PAN-RB Bapak Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi Ibu Ipuk Fiestiandani, Ibu Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, pejabat dari Bappenas, Kemendagri, Kemenkes. Semua pihak yang turut hadir telah menyatakan ketertarikan untuk bekerja sama dengan inSWA untuk membawa dan menerapkan konsep ISWM pada proyek CLOCC ke dalam institusinya masing-masing. 

Kunci Keberhasilan Pengelolaan Sampah CLOCC

Proyek Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC) dilaksanakan di Banyuwangi sejak 2020 hingga 2023. Salah satu keberhasilan paling utama adalah peluncuran Rencana Induk Pengelolaan Sampah (Masterplan) oleh Bupati Banyuwangi yang dituangkan dalam Peraturan Bupati No. 1/2024. Masterplan ini merupakan panduan aksi untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik di Banyuwangi dalam jangka pendek, menengah, hingga panjang.

Masterplan menjadi penting karena untuk mengelola sampah dengan baik, diperlukan infrastruktur seperti TPS3R (Tempat pengolahan sampah Reduce-Reuse-Recycle) dan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Untuk mempersiapkan infrastruktur seperti TPS3R dan TPA diperlukan dana, dan agar dana dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan, diperlukan adanya peraturan yang mengatur alokasi dana dan fungsi kelembagaan yang akan menjalankan pengelolaan sampah dengan baik. Inilah peran dari masterplan pengelolaan sampah.

Pada proyek CLOCC ini, inSWA menerapkan 5 Aspek pengelolaan sampah yang dibumikan ke dalam petunjuk pelaksanaan di lapangan. Agar pengelolaan sampah berjalan mulus, maka diperlukan 2 buah aspek penting yaitu "hardware" dan "software" seperti halnya sebuah komputer. Masalahnya, selama ini kita di Indonesia hanya fokus kepada aspek teknologi saja, sering melupakan 4 aspek pengelolaan sampah lainnya, yaitu peraturan, kelembagaan, pendanaan dan sosial budaya. Jika aspek teknologi mewakili konsep hardware dari sebuah komputer, maka aspek lainnya mewakili konsep software. Dan konsep software ini yang merupakan elemen penting, karena mewakili sisi manusia yang merupakan elemen paling penting dalam pengelolaan sampah.

Intisari Buku Membumikan 5 Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia

Di dalam buku ini, ISWM yang digagas oleh inSWA membedakan dua rantai dalam satu sistem pengelolaan sampah, yaitu rantai layanan dan rantai nilai. Rantai layanan adalah rantai yang memastikan bahwa sampah terolah sepenuhnya masuk hingga TPA dan tidak ada lagi yang berceceran dan menyebabkan berbagai masalah seperti penyakit atau pencemaran dan rantai nilai adalah rantai yang memulihkan sampah yang masih mempunyai nilai ekonomis. 

Selama ini keduanya sering tercampur menjadi satu, sehingga membingungkan bagi para pelakunya. “Jika dicampuradukkan seperti bank sampah, malah jadi membingungkan. Karena petugas kebersihan bertugas memberikan layanan pengangkutan sampah (rantai layanan), tapi di sisi lain ada transaksi jual-beli barang untuk didaur ulang (rantai nilai)," jelas Andik - Sekjen inSWA yang menjadi salah satu pembicara pada peluncuran buku tersebut, sekaligus Project Leader dari Project CLOCC ini.

Selain itu, buku ini mengusung konsep "operator model" yang membagi 7 peran kelembagaan dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga pada gilirannya membentuk satu siklus sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.

Percepatan Aksi Melalui Rencana Induk Pengelolaan Sampah.

Pada acara peluncuran buku ini, Bupati Banyuwangi,Ibu Ipuk Fiestiandani, meluncurkan Rencana Induk Pengelolaan Sampah (Masterplan) yang telah dituangkan dalam Peraturan Bupati No. 1/2024. Masterplan ini merupakan panduan aksi untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik di Banyuwangi dalam jangka pendek, menengah, hingga panjang.

Mulai dari perencanaan, kebutuhan anggaran, institusi yang perlu dilibatkan, hingga rencana aksi tahunan untuk program dan kegiatan, semua tertuang rinci dalam dokumen bernilai tinggi ini. INSWA berharap Masterplan ini tidak hanya menjadi pajangan, tetapi benar-benar menjadi pemicu akselerasi aksi bagi pemerintah, swasta, LSM, maupun komunitas di Banyuwangi.

Masterplan pada pengelolaan persampahan ini merupakan sebuah prestasi besar bagi Banyuwangi, karena tanpa adanya masterplan, maka pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan baik. Masterplan ini ibarat buku manual pada penggunaan mobil, yang akan memberikan arah pengelolaan sampah secara sangat mendetail, sehingga semua pemegang kepentingan mempunyai paduan yang jelas dalam bertindak, mempunyai payung hukum yang jelas dan tentunya payung hukum ini memberikan landasan anggaran yang juga jelas dalam pelaksanaan pengelolaan sampah sehari-hari. 

"Hadirnya buku ISWM dan Masterplan Banyuwangi merupakan terobosan untuk membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kami mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi mewujudkannya," lanjut Andik.

Saat acara berlangsung, pihak-pihak yang hadir seperti Bappenas, Kemendagri, Kemenkes telah menyatakan ketertarikannya untuk bekerjasama dengan inSWA untuk membawa konsep pembentukan masterplan serupa pada daerah atau institusi yang masing-masing. Diharapkan masterplan yang telah dibuat akan menjadi awal bagi masterplan lain di berbagai daerah dan institusi masing-masing sesuai dengan kondisi unik yang dihadapi masing-masing pihak. 

Semoga buku “Membumikan 5 Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia” yang ditulis oleh inSWA dapat memperluas penerapan solusi penanggulangan sampah menjadi lebih meluas lagi di berbagai wilayah di Indonesia. Buku ini sendiri dalam diperoleh dengan menghubungi nomor kontak pada bagian bawah. 

Bagi pihak yang tertarik untuk bekerja sama dengan inSWA untuk dapat menanggulangi permasalahan sampah di daerahnya,  dapat menghubungi inSWA pada nomor   whatsapp : 082126623537